Pages

Rabu, 23 Desember 2015

KH MAIMOEN ZUBAIR

Riwayat Hidup dan Keluarga

Dilahirkan di Karang Mangu Sarang hari Kamis Legi bulan Sya'ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928. Beliau adalah putra pertama dari Kyai Zubair. Dan siapapun zaman itu tidaklah menyangsikan, bahwa ayahnda Kyai Maimoen, Kyai Zubair, adalah murid pilihan dari Syaikh Sa’id Al-Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky. Dua ulama yang kesohor pada saat itu. Seorang Kyai yang tersohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat. Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad bin Syu’aib, ulama yang kharismatis yang teguh memegang pendirian. Pada umur 25 tahun, beliau menikah dan selanjutnya menjadi kepala pasar Sarang selama 10 tahun.
Mbah Moen, begitu orang biasa memanggilnya,

KH. Maimun Zubair

KH. Maimun Zubair (Matahari Dari Sarang)

Di kalangan para ulama Nahdlatul Ulama, bahtsul masail diniyyah (pembahasan masalah-masalah keagamaan) merupakan forum untuk berdiskusi, bermusyawarah, dan memutuskan berbagai masalah keagamaan mutakhir dengan merujuk berbagai dalil yang tercantum dalam kitab-kitab klasik.
Dalam forum seperti itu, Pondok Pesantren Al-Anwar (di Desa Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah) sangat disegani. Bukan saja karena ketangguhan para santrinya dalam penguasaan hukum Islam, tapi juga karena sosok kiai pengasuhnya yang termasyhur sebagai faqih jempolan. Kiai yang dimaksud adalah K.H. Maimoen Zoebair.
Meski sudah sangat sepuh, 78 tahun, alumnus Ma’had Syaikh Yasin Al-Fadani di Makkah itu masih aktif menebar ilmu dan nasihat kepada umat. Di sela-sela ke

Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu Sarang Rembang

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu Sarang Rembang


Gerbang Depan PP Al Anwar
Website PP al-Anwar : www.ppalanwar.com

Karangmangu adalah sebuah desa di terpi utara Jawa Tengah bagian timur. Termasuk bagian dari kecamatan Sarang kabupaten Rembang. Semula Karangmangu bernama Karangkembang, pada masa itu mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani seperti kebanyakan penduduk jawa, sebagian lagi sebagai nelayan. Penduduk tesebut merupakan campuran antara suku Jawa dan Madura yang telah berasimilasi, oleh karena itu terdapat desa yang bernama Bajingjawa,Bajingmadura,Sarangjawa dan Sarangmadura.

Kala itu terjadi per